Apa yang ada di benak Anda saat mendengar nama kepulauan Karimun Jawa di Jepara, Jawa Tengah, disebut-sebut? Apakah Anda langsung membayangkan keindahan alam bawah lautnya, lengkap dengan terumbu karang, rumput laut, dan aneka biota laut dengan warna-warni yang jauh berada di luar imajinasi Anda?
Atau Anda justru teringat dengan pemandangan alamnya yang masih begitu murni, seperti pegunungan, hutan mangrove, dan sisa hutan tropis dataran rendah—kontras dengan suasana hiruk-pikuk kota metropolitan yang selama ini Anda temui.
Jika ya, kami paham mengapa Anda ingin selalu kembali mengunjungi pulau Karimun Jawa, yang sejak 2001 ditetapkan oleh pemerintah sebagai Taman Nasional.
 
Wisata pulau Karimun Jawa tidak hanya menawarkan wisata alam yang luar biasa, tetapi juga wisata bahari dan wisata petualangan alam. Beberapa aktivitas wisata dan olahraga yang dapat dilakukan di kawasan Karimun Jawa ini adalah snorkeling, menyelam, scuba diving, memancing, menjelajahi lautan, berenang, atau sekadar berjemur di hamparan pasirnya yang putih, sembari menikmati pemandangan sunset dan sunrise di pulau tersebut.
Bagi Anda penggemar hewan, di kepulauan Karimun Jawa Anda dapat menemukan aneka fauna seperti rusa, kera ekor panjang, hingga fauna akuatik yang terdiri atas 242 jenis ikan dan 133 makhluk penghuni lainnya. Mengagumkan, bukan? Belum lagi berbagai jenis fauna langka yang menempati habitat di Pulau Burung dan Pulau Geleang, seperti burung elang laut dada putih, dan penyu sisik, serta penyu hijau.
Daerah ini juga memiliki beberapa jenis ekosistem flora, yaitu ekosistem terumbu karang, hutan mangrove (padang lamun), hutan pantai, dan hutan dataran rendah. Di sisi lain, fauna pun bervariasi, seperti rusa dan kera ekor panjang maupun fauna akuatik yang terdiri atas 242 jenis ikan hias dan 133 genera akuatik. Selain itu, di lokasi ini terdapat pula jenis fauna langka yang berhabitat di pulau Burung dan pulau Geleang, seperti burung elang laut dada putih serta dua jenis penyu, yaitu penyu sisik dan penyu hijau.
Tapi, maraknya beragam flora dan fauna di kepulauan Karimun Jawa, bukan satu-satunya daya tarik kawasan ini. Betapa tidak, ibarat miniatur Tanah Air, ada beberapa etnis suku di Karimun Jawa: suku Jawa, Bugis Makasar, dan Madura. Itulah mengapa Anda bisa menemukan bentuk-bentuk rumah adat, atraksi budaya seperti reog (kuda lumping), pencak silat, rebana, dan gamelan Jawa, serta berbagai profesi yang menggambarkan suku mereka masing-masing.
Suku Jawa misalnya, sebagian besar mata pencaharian mereka adalah bertani dan membuat industri rumah tangga seperti batu batu bata merah, dan minyak kelapa. Sedangkan masyarakat Bugis Makassar, tidak hanya terkenal sebagai pelaut yang ulung, tetapi juga piawai menghadirkan tenun sarung Bugis yang kenamaan itu. Sementara masyarakat Madura, tak hanya ahli mencari nafkah di lautan tapi juga mengolahnya menjadi ikan kering.
Nama pulau Karimun Jawa sendiri berasal dari legenda Sunan Muria. Syahdan, Sunan Muria prihatin atas kenakalan sang putra, Amir Hasan. Dengan tujuan untuk mendidik anaknya, Sunan Muria memerintahkan putranya untuk pergi ke sebuah pulau yang waktu itu terlihat “kremun-kremun” atau kabur, tidak begitu jelas, dari puncak Gunung Muria. Sejak itu kepulauan tersebut dinamakan Karimun Jawa.